Angota Komisi VII DPR RI Tyas Indyah Iskandar (F-PG) meminta Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) bekerjasama dengan pemerintah untuk mensosialisasikan penggunaan bioenergi kepada masyarakat. Hal tersebut ditegaskan Tyas dalam Rapat Dengar Pendapat Umum antara Komisi VII DPR dengan Aprobi, yang dipipmpin Wakil Ketua Komisi VII DPR Ahmad Farial (F-PPP), di DPR, Rabu (27/5). “Sosialisai mengenai bioenergi harus terus dilaksanakan agar masyarakat lebih mengenal bioenergi,” tegas Tyas. Komisi VII DPR juga menurut Tyas pernah mengusulkan kepada pemerintah untuk melakukan sosialisasi bioenergi. Tetapi karena pemerintah menilai harga bioenergi terlalu mahal danakan memakan subsidi yang sangat banyak, sampai sekarang sosialisasi bioenergi menurut Tyas seperti jalan ditempat. “Komisi VII terus mengusahakan sosialisai bioenergi, tetapi pemerintah yang tidak berani,” ujar Tyas. Tyas juga meminta agar pemerntah lebih mengoptimalkan penggunaan energi yang berasal dari tumbuhan danmengurangi penggunaan energi yang berasal dari fosil.”Energi yang berasal dari fosil harus kita tinggalkan sedikit demi sedikit,” katanya. Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Aprobi, Purnadi Djodjosudiro menjelaskan, sosialisasi mengenai bioenergi sebenarnya sudah sejak lama dilakukan oleh pemerintah. Sekarang ini sosialisasi bioenergi dilanjutkan oleh PT. Pertamina (Persero) melalui lounching bio solar di setiap SPBU. Purnadi menambahkan, yang menjadi persoalan sekarang adalah masyarakat tidak mengetahui bahwa sebenarnya bioenergi sudah dicampur bersama dengan bahan baker yang berasal dari fosil. Mengenai perbedaan harga antara Bahan Bakar Nabati (BBN) dan Bahan Bakar Minyak (BBM), Purnadi menerangkan, tidak selamanya harga BBN lebih tinggi dari harga BBM, terkadang keadaan sebaliknya. Tetapi perbedaan harga tersebut tidak terlalu berpengaruh, dikarenakan masih banyak industri yang perduli dengan lingkungan menggunakan bioenergi dari pada energi yang berasal dari fosil.(olly)